CARAPANDANG - Warga Gaza mendirikan sejumlah klinik darurat di lingkungan mereka dan tempat-tempat penampungan guna mendukung sektor kesehatan yang mengalami kelebihan beban serta menyediakan layanan kesehatan bagi orang-orang yang membutuhkan di daerah kantong yang dicabik-cabik perang tersebut.
Zaki Shahin (62), yang pernah bekerja sebagai perawat di Rafah, termasuk salah satu yang memutuskan membagikan pengalaman medisnya untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga setempat di wilayahnya di Gaza selatan.
Pria itu mengubah toko kecilnya, yang dibukanya dua tahun lalu setelah pensiun, menjadi klinik darurat untuk memberikan layanan medis kepada masyarakat di lingkungannya, terutama bagi para pengungsi.
Shahin mendapatkan gagasan tersebut dua pekan lalu ketika salah seorang tetangganya terluka namun tidak bisa pergi ke rumah sakit mana pun untuk mendapatkan perawatan karena takut akan serangan udara Israel.
"Faktanya, rumah-rumah sakit hampir tidak bisa lagi menerima lebih banyak korban luka akibat serangan Israel. Jadi, saya memutuskan untuk membantu dan meringankan beban rumah sakit di wilayah saya," tutur Shahin.
Dia menambahkan bahwa "masyarakat kami hidup dalam situasi yang sangat buruk tanpa memiliki hak asasi, baik di rumah mereka maupun di tenda-tenda sementara."
Selama 16 jam sehari mulai pukul 07.00, Shahin memberikan layanan medis kepada ratusan orang.