Namun, bagaimana kita bisa berharap penyebaran informasi yang jelas dan massif, yang bahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir selaku penanggung jawab utama atas masalah ini masih memahami kejadian secara general yakni sekedar adanya serangan cyber dan belum mengetahui secara mendalam ketika diwawancarai awak media pada Rabu (10/5).
Sejauh ini memang informasi keluar dari pihak BSI masih sebatas serangan ransomware yang terkenal berbahaya bagi sistem keamanan digital. Modusnya tentu mengunci dan merusak sistem IT korban, dan kemudian meminta tebusan sejumlah uang untuk kembali membuka sistem.
Buruknya antisipasi resiko dari BSI memiliki beberapa dampak yang mengakibatkan kekhawatiran masyarakat Indonesia secara umum terhadap keamanan digital mereka. Bukan tidak mungkin kualitas keamanan digital dari BSI yang dibawah naungan BUMN akan menjadi representasi dari keamanan digital secara keseluruhan terhadap pihak terkait. Baik dari BUMN sendiri, hingga meluas pada kualitas keamanan digital pemerintah.
Kemudian disisi lain, kejadian ini juga berpotensi menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada kualitas Bank Syariah. Lebih jauh lagi, akan berpotensi menghambat agenda ekonomi syariah yang sejauh ini sudah semakin berkembang dan massif secara gerakan dan inovasi. Reputasi gerakan ekonomi syariah maupun bank syariah menjadi taruhannya.