"The Fed mungkin tidak akan menaikkan suku lagi pada pertemuan September setelah kenaikan minggu ini, tetapi dengan ekonomi AS dalam kondisi yang lebih baik untuk saat ini, euro menanggung beban kekuatan dolar yang luas," kata John Velis, kepala strategi makro Amerika di BNY Mellon Markets di New York.
Pasar secara luas terfokus pada keputusan Fed atas suku bunga, pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (26/7). Tetapi investor juga bertaruh bahwa bank sentral akan mengumumkan jeda yang diperpanjang dalam kenaikan suku bunga di masa depan, mengingat bahwa Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga selama hampir 16 bulan.
Skenario seperti itu menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat kenaikan suku bunga mendorong peluang kerugian investasi dalam emas. Tetapi apakah logam kuning akan dapat merebut kembali rekor tertinggi masih belum pasti, mengingat suku bunga AS juga diperkirakan akan tetap lebih tinggi lebih lama.
Ketidakpastian apakah Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya juga tetap ada, mengingat inflasi AS masih cenderung di atas target tahunan bank sentral sebesar 2,0 persen. dilansir antaranews.com