Trump kembali mengejutkan dunia dengan menunda pemberlakuan tarif resiprokal terhadap puluhan negara. Penundaan ini menjadi kabar gembira bagi Indonesia yang memilih untuk negoisasi dibandingkan melawan secara langsung.
Trump pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China yang justru dinaikkan menjadi 125%.
Namun, tekanan terhadap China-pemasok terbesar kedua barang impor ke AS-tidak dilonggarkan. Sebaliknya, Trump justru menaikkan tarif terhadap barang-barang impor asal China menjadi 125%, naik dari level 104% yang baru diberlakukan tengah malam sebelumnya.
Langkah ini makin memanaskan konfrontasi ekonomi antara dua kekuatan besar dunia yang dalam sepekan terakhir terlibat perang tarif secara intens.
Langkah mundur ini terjadi kurang dari 24 jam setelah tarif tinggi tersebut resmi diberlakukan. Keputusan Trump dilatarbelakangi oleh gejolak pasar yang sangat dramatis - volatilitas paling tajam sejak masa-masa awal pandemi Covid-19.
Khawatir bahwa tarif akan memicu inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi, investor meninggalkan saham dan komoditas industri untuk berlindung di emas.