Semua perhatian tertuju pelaku emas kini tertuju pada pertemuan The Fed. Bank sentral AS akan mengumumkan kebijakan pada hari ini waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Perangkat CME FedWatch Tool memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada minggu ini, dengan 80% peluang penurunan suku bunga sekitar 80% pada Mei 2024.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas dengan imbal hasil nol.
"Jika resesi benar-benar terjadi, dolar bisa melemah dan itu akan membantu mendorong harga emas ke level tertinggi baru," menurut Heraeus Metals dalam proyeksinya untuk tahun 2024. "Emas diperkirakan diperdagangkan antara level US$1.880 hingga US$2.250 per troy ons."
Indeks dolar AS turun setelah data CPI rilis. Pada perdagangan kemarin Selasa (12/12/2023) indeks dolar AS melemah 0,27% di level 103,42. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Para pelaku pasar juga akan memantau pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris pada hari Kamis ini.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.