Beranda Ekonomi Emas Terus Meroket, Risalah The Fed Ditunggu Investor

Emas Terus Meroket, Risalah The Fed Ditunggu Investor

Permintaan terhadap safe haven yang meningkat akibat ketidakpastian global memicu kenaikan harga emas. Pelaku pasar kini menunggu apakah keputusan The Fed akan berakhir bahagia atau suram bagi mereka.

0
Ilustrasi | Istimewa

Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan bahwa ada risiko kenaikan pada skenario kasus dasar bahwa emas akan mencapai U$3.100 per troy ons pada akhir tahun 2025 dan akan berada di kisaran US$3.100-US$3.300 per troy ons, karena ketidakpastian kebijakan AS dapat mendukung permintaan investor.

"Kami percaya bahwa pembelian emas bank sentral akan tetap lebih tinggi secara struktural daripada sebelum pembekuan cadangan bank sentral Rusia pada tahun 2022. Kami pikir ini akan terjadi bahkan setelah potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina," tambah Goldman Sachs.

Berharap The Fed

Pergerakan emas pekan ini akan sangat ditentukan oleh keputusan suku bunga. Pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan memutuskan suku bunga acuan. The Fed sendiri menahan suku bunga di level 4,25-4,5% pada Januari.

Jika The Fed memangkas suku bunga maka ini akan menjadi berkah buat emas. Namun, jika The Fed kembali mengirim sikap hawkish emas bisa terjerembab.

Pemangkasan suku bunga akan membuat dolar AS melemah dan imbal hasil melandai, demikian sebaliknya.

Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak negatif ke emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga kenaikan dolar AS membuat emas menjadi makin mahal untuk dibeli sehingga mengurangi pembelian.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here