Meskipun data ketenagakerjaan memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga tahun ini, yang seharusnya mendukung emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, namun investor justru beralih ke aset-aset yang lebih berisiko.
Pergerakan emas juga tampaknya mengabaikan penurunan imbal hasil Treasury AS yang kini mencapai 4,49% hingga perdagangan Jumat (3/5/2024).
Bullion safe-haven telah turun 5,7%, atau sekitar US$140 per troy ons, sejak mencapai rekor tertinggi US$2,431.29 per troy ons pada bulan April, didorong oleh gejolak di Timur Tengah dan pembelian bank sentral yang kuat.
"Ada kekhawatiran bahwa emas akan turun lebih jauh jika aksi beli di Asia tidak muncul kembali. Emas bisa turun hingga US$2.150 per troy ons," tambah Wong. dilansir cnbcindonesia.com