“Tak hanya soal lingkungan, Pak Emil memaparkan terkait potensi bonus demografi, transisi energi, dan juga problem pangan. Mas, perencanaannya harus terbaik, dimitigasi sungguh-sungguh, karena ke depan kita akan menghadapi situasi yang memang tidak mudah. Itu pesan yang menurut saya penting sekali untuk dilakukan,” ujarnya.
Menurut Ganjar, Emil prihatin karena saat banyak pihak sudah mengetahui persoalan-persoalan global ini, namun tidak ada pemimpin yang tegas untuk mengambil keputusan.
“Sikap-sikap itu memang tidak pernah populer, misal kalau energi kita kotor, mengapa tidak segera bertindak? Kalau kemudian segera melakukan transisi energi, mengapa kita tidak menyiapkan sumber daya manusia dengan baik? Mestinya semua disiapkan agar bisa menjemput 2045 dengan baik?” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, Emil sangat gemas dengan situasi saat ini dan mengatakan semua orang harus bergerak cepat untuk mengatasi isu lingkungan di Indonesia.
“Dengan tangannya mengepal beliau sampaikan, ‘cepat, cepat, harus ada yang berani'. Ibaratnya ada kapal Titanic yang mau menabrak gunung es, kok kita masih nyanyi-nyanyi saja? Saya kira kita mampu mencerna artinya,” tuturnya.
Dalam pertemuan ini, Emil juga didampingi dua anaknya, Roosdinal Salim dan Mely Setiawan serta keluarga. dilansir antaranews.com