"Untuk yang satu ini, kereta otonomos memang lebih murah karena tanpa rel, hanya menggunakan magnet. Per unit untuk tiga gerbong, harganya sekitar 74 miliar rupiah," jelasnya, membandingkannya dengan biaya sistem Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) yang terus meningkat.
Dia mengungkapkan keyakinannya bahwa ART dapat memberikan alternatif yang lebih berkelanjutan dan hemat biaya dibandingkan sistem kereta konvensional, terutama di kota-kota yang semakin padat.
"Sistem ART adalah representasi dari pencapaian teknologi tinggi China dan telah digunakan secara komersial di beberapa kota di China dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Kami tetap berdedikasi untuk mempromosikan sistem ini di Indonesia dan pasar internasional lainnya, serta berkontribusi pada pengembangan transportasi hijau global," kata Wang Xiaobing, Wakil Manajer Umum NORINCO International.
"Pada Sabtu (17/8) pekan ini, sistem ART akan dipamerkan pada perayaan Hari Kemerdekaan RI yang ke-79," imbuh Wang.
Menurut Wang, sistem ART mengintegrasikan sejumlah teknologi canggih seperti lintasan virtual, navigasi BeiDou, pengemudian otonomos, dan tenaga baterai murni.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kedua dari kanan) mencoba sistem Trem Otonomos atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 13 Agustus 2024. (Xinhua/Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)