Zayadi menilai, salah satu kunci membaca Al-Qur’an dengan lancar adalah mempelajari kaidah-kaidah tajwid dasar yang berfungsi untuk menghindari kesalahan ketika membaca kitab suci tersebut.
“Selain itu, penting juga meningkatkan kuantitas dan kualitas pengajar, ketersediaan majelis pembelajaran Al-Qur’an, peningkatan frekuensi dan kualitas program literasi BTQ, yang diselenggarakan bersama dengan pemerintah daerah,” ujar Zayadi yang juga merupakan Sekretaris LPTQ Nasional.
Zayadi meminta LPTQ di tingkat kecamatan hingga provinsi di seluruh Indonesia untuk membuat program peningkatan literasi Al-Qur’an yang dampaknya dapat dirasakan langsung masyarakat. “Mari seluruh jajaran LPTQ di Indonesia agar menguatkan perannya dalam membimbing masyarakat di daerah masing-masing untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an,” ajak Zayadi.
Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an dan Alhadits Rijal Ahmad Rangkuty, mengungkapkan, hasil survei tersebut menjadi bahan evaluasi bersama untuk penguatan dan inovasi program di bidang literasi dan pembelajaran Al-Qur’an di masyarakat.
Ia berharap, masyarakat muslim terus membangun kesadaran bersama demi membumikan ajaran Al-Qur’an melalui rajin membaca, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Mengamalkan Al-Qur’an tidak hanya melalui tafsir tunggal, melainkan juga beragam tafsir dari ulama yang berkompeten,” harap Rijal.