Semenjak kecil, Yulina telah memiliki ketertarikan terhadap China. Selama masa sekolah menengah, dia mempelajari bahasa Mandarin di kelas bahasa di sekolahnya dan kerap menyimak berita-berita yang berhubungan dengan China. Pada 2014, dengan dukungan orang tuanya, Yulina belajar di Universitas Guangxi, mengambil jurusan pendidikan internasional bahasa Mandarin. "Saat itu, pihak kampus mengumumkan bahwa China-ASEAN Expo membutuhkan asisten dan penerjemah. Mahasiswa senior dari Indonesia di universitas itu turut bergabung, dan saya pikir ini akan memperluas wawasan saya dan membantu saya mendapatkan uang saku, jadi saya memutuskan untuk berpartisipasi."
Ruang pameran yang ramai, para ekshibitor yang sibuk, dan beragam produk dari berbagai negara meninggalkan kesan mendalam pada Yulina, yang baru saja tiba di Nanning untuk menempuh studi. Tahun berikutnya, dia kembali mengunjungi China-ASEAN Expo, tanpa menyangka bahwa takdirnya akan berkaitan dengan ekshibitor Indonesia ini selama sembilan tahun ke depan.
"Atasan saya ini sangat yakin akan pasar China dan membawa produk-produk ke China-ASEAN Expo setiap tahun. Kami menjalin kerja sama yang sangat baik, dan selama dia merasa saya melakukan pekerjaan dengan baik, dia terus mengundang saya untuk datang," kata Yulina.