Beranda Feature Korban Ranjau di Afghanistan Kecam Perang, Serukan Perdamaian

Korban Ranjau di Afghanistan Kecam Perang, Serukan Perdamaian

Sejumlah pengguna kaki palsu berlatih dalam sesi fisioterapi di pusat rehabilitasi yang dijalankan oleh Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) di Kabul, Afghanistan, pada 26 November 2024. (Xinhua/Li Ang)

0
Xinhua

Seorang anak pengguna kaki palsu berlatih dalam sesi fisioterapi di pusat rehabilitasi yang dijalankan oleh Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) di Kabul, Afghanistan, pada 26 November 2024. (Xinhua/Saifurahman Safi)

Afghanistan masih menjadi salah satu negara yang memiliki paling banyak ranjau aktif di dunia, dengan sisa-sisa pertikaian sipil dan perang yang berkecamuk selama lebih dari empat dekade mengancam akan merenggut nyawa setiap harinya. Anak-anak sering kali menjadi korban dari bahan-bahan peledak yang mematikan tersebut, yang terus mencederai dan membunuh tanpa pandang bulu.

Meski didera keterbatasan fisik, Ruqia memimpikan masa depan yang lebih cerah. "Saya ingin menjadi seorang dokter agar dapat membantu korban ranjau darat lain," ujarnya. Menggunakan kaki palsu yang disediakan ICRC, dia mengungkapkan kesedihannya karena tidak dapat bermain dengan teman-temannya di luar ruangan.

Seperti Ruqia, Amanullah merupakan korban ranjau lainnya yang sering mengunjungi pusat rehabilitasi kelolaan ICRC di Kabul itu untuk memeriksakan kondisi kesehatannya dan memperbaiki kaki palsunya.

Sejumlah staf membuat kaki palsu di pusat rehabilitasi yang dikelola oleh Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) di Kabul, Afghanistan, pada 26 November 2024. (Xinhua/Li Ang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here