Sementara itu, Korea Selatan diperkirakan akan meluncurkan satelit mata-mata pertamanya akhir tahun ini. Saat ini, Seoul bergantung pada satelit mata-mata Amerika Serikat (AS) untuk memantau fasilitas Korea Utara. Lee Choon Geun, seorang peneliti kehormatan di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korea Selatan, mencatat bahwa satelit yang diluncurkan pada Kamis dirancang untuk ditempatkan di orbit sinkron matahari, yang biasanya digunakan untuk satelit pengintaian. Korea Selatan sudah memiliki rudal yang mampu menjangkau seluruh Korea Utara. Tetapi para ahli mengatakan perlu rudal jarak jauh untuk mempersiapkan ancaman keamanan di masa depan dari musuh potensial: China dan Rusia. Ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi menyusul rentetan uji coba rudal Korea Utara sejak awal tahun lalu. Beberapa tes menunjukkan kemampuan potensial untuk meluncurkan serangan nuklir di daratan AS, Korea Selatan, dan Jepang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berusaha untuk mengembangkan sistem senjata yang lebih canggih, termasuk satelit mata-mata, untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan AS dan Korea Selatan. Analis mengatakan Kim Jong Un ingin menggunakan persenjataan canggih yang dikembangkannya untuk memenangkan konsesi yang lebih besar dari AS dalam perundingan di masa depan. "Korea Utara pasti sangat khawatir dengan peluncuran satelit Korea Selatan pada Kamis karena sebagian besar minat Kim Jong Un sekarang adalah memiliki satelit mata-mata," kata analis untuk Institut Riset Strategi Nasional Korea Moon Seong Mook, yang berbasis di Seoul. "Dia memiliki keinginan kuat untuk meluncurkan satelit mata-mata sebelum Korea Selatan melakukannya."
Korea Selatan Berhasil Luncurkan Satelit Komersial Pertama Kalinya
Sebagai bagian dari program pengembangan angkasa luarnya. Peluncuran tersebut kemungkinan akan membantu upaya Seoul mengembangkan sistem pengawasan berbasis ruang angkasa.