Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi secara konsisten berada di sekitar 75%, meski ada peningkatan sikap otoriternya. Selama pandemi, ia mempertimbangkan untuk memperpanjang masa jabatannya melalui deklarasi darurat atau amandemen konstitusi agar bisa mencalonkan diri untuk periode ketiga.
Namun, gagasan tersebut ditolak oleh pemimpin partai politik, dan Jokowi mengambil langkah lain. Di pemilihan presiden awal tahun ini, ia mendukung Prabowo, yang memilih Gibran Rakabuming Raka, putra tertuanya, sebagai calon wakil presiden. Mereka dijadwalkan untuk mulai menjabat pada 20 Oktober.
Sampai saat ini, aliansi antara kedua keluarga tampak erat, tetapi beberapa keretakan telah muncul. Gerindra menjadi partai pertama yang mundur dari negosiasi perubahan undang-undang pemilihan kepala daerah. Pada 25 Agustus, Prabowo, dalam sebuah sindiran kepada Jokowi, menyatakan bahwa ada orang yang memiliki ambisi kekuasaan yang tidak kunjung padam.
Ini dianggap sebagai ekspresi ketidakpuasan yang jarang ditunjukkan oleh Prabowo, dan juga sebagai tanda bahwa keseimbangan kekuasaan antara Jokowi dan Prabowo sedang mengalami tekanan.