Selain itu, kekuatan dari NU juga harus menjadi pertimbangan. Meski secara struktural NU tidak mewajibkan memilih PKB, tapi secara kultural PKB masih mendapat tempat tersendiri bahwa warga NU. Terbukti dari setiap pemilu PKB selalu mendapatkan suara yang lumayan di parlemen. Hal tersebut juga membutktikan bahwa tuduhan Cak Imin telah merebut PKB dari tangan Gusdur tidak signifikan mempengaruhi suara PKB.
Maka dengan menggandeng Cak Imin sebagai cawapres dimungkinkan mampu mendongkrak perolehan suara khususnya dari warga Nadhiyin. Kerja-kerja kultural dari kyai-kyai NU akan bekerja lebih massif memperjuangkan kader terbaiknya duduk sebagai orang nomor 2 di RI.
Terkait kasus Cak Imin, yang dikenal dengan kasus Kardus Durian bagi penulis tidak berpengaruh besar. Sebab itu hanya sekadar “omongan-omongan” yang tidak bisa dibuktikan. Buktinya sejak kasus itu bergulir sudah lebih dari sepuluh tahun tidak bisa dibuktikan.
Sehingga bisa disimpulkan sementara, peluang duet Anies-Muhaimin memiliki peluang yang besar untuk memenangkan Pilpres 2024. Dengan kekuatan basis masa yang besar yakni NU duet ini akan menguasai perolehan suara di Jawa Timur dan bisa mengimbangi suara Ganjar di Jawa Tengah yang disebut sebagai kandang Banteng.