CARAPANDANG - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengharapkan kerja sama antara Indonesia dan Swiss terus meningkat.
"Swiss merupakan salah satu mitra ekonomi penting bagi Indonesia di Eropa, mitra terbesar di Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA)," kata Retno saat dikunjugi Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis di Gedung Pancasila, Jakarta, pada Rabu.
Retno menyebut Swiss sebagai investor Eropa terbesar kedua bagi Indonesia. Dalam neraca perdagangan kedua negara, Indonesia mencatat kenaikan nilai perdagangan 38 persen sejak 2021 menjadi 2,7 miliar dolar AS (Rp41 triliun).
Hal itu antara lain didorong oleh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia-EFTA yang mulai berlaku sejak November 2021.
“Saya katakan kepada Cassis bahwa Indonesia ingin melihat pengakuan sertifikasi ISPO untuk memfasilitasi minyak sawit Indonesia memasuki pasar EFTA,” kata Retno.
Megenai investasi, Retno menggarisbawahi pentingnya memastikan Perjanjian Investasi Bilateral disahkan tahun ini.
“Perjanjian ini akan memberikan perlindungan hukum dan kepastian usaha bagi investor kita,” kata Retno. Indonesia juga ingin berkolaborasi dengan Swiss dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, terutama dalam bidang-bidang seperti industri perhotelan dan pendidikan tinggi.
Dalam kerangka business-to-business, KADIN Indonesia juga berencana menyelenggarakan Indonesia-EFTA Business Roadshow pada 2024.