Risma mencontohkan alat bantu yang ia ciptakan untuk disabilitas netra. Memiliki fitur kemampuan membaca sensor air, api, dan gas beracun, tongkat -- yang selanjutnya disebut tongkat penuntun adaptif -- ini akan mengeluarkan suara sebagai isyarat bahaya ketika menangkap sinyal dari obyek-obyek tersebut.
"Tongkat ini juga dilengkapi GPS yang memungkinkan mereka mudah dicari jika tersesat dan solar cell yang memungkinkan langsung terisi daya dari sinar matahari saat digunakan. Jadi, tidak perlu menggunakan listrik dalam pengisian dayanya," kata Mensos.
Selain tongkat penuntun adaptif, Risma juga mencetuskan ide kursi roda adaptif untuk penderita cerebral palsy.
"Kalau selama ini mereka hanya bisa duduk, saya ingin mereka bisa berdiri. Akhirnya, kami ciptakan alat bantu yang bisa membantu mereka berdiri dengan sejumlah modifikasi. Alhamdulillah, alat bantu itu bisa terealisasi," ucapnya.
Lebih lanjut, Risma mengemukakan keinginannya melihat disabilitas berdaya sehingga ia menciptakan alat bantu motor roda tiga untuk disabilitas fisik bekerja.
"Kami ciptakan alat bantu untuk mereka. Dari motor roda tiga, kami modifikasi sesuai kebutuhan disabilitas fisik untuk alat bantu mereka bekerja. Mereka boleh disabilitas, tapi mereka juga harus bisa berusaha," ujar dia.