Beranda Kesehatan Narsistik dan Flexing Termasuk Gangguan Kesehatan Mental?

Narsistik dan Flexing Termasuk Gangguan Kesehatan Mental?

Ada banyak jenis gangguan kesehatan mental. Ternyata, kepribadian narsistik dan flexing termasuk salah satunya.

0

Seperti diketahui, istilah flexing mulai banyak kita temui di dunia maya, bahkan menjadi bahasa gaul yang kerap digunakan di media sosial. Awalnya istilah ini digunakan untuk memamerkan kondisi dan pencapaian progres fisik seseorang setelah berolahraga, baik di rumah atau di gym, seperti melansir All Things How. Kini, memamerkan hal-hal lain secara berlebihan juga disebut flexing. Tak jarang pula orang-orang di media sosial rela memalsukan hal-hal yang dipamerkan tersebut demi mendapatkan perhatian banyak orang. Ternyata, kata ‘flex’ itu didefinisikan lebih dari sekadar pamer, melainkan juga mencari validasi dari orang, terutama di jagat maya. Bahkan, ada saja yang rela memalsukan identitas diri mereka di media sosial demi sekedar likes dan views.

Mereka mulai membangun citra diri palsu di dunia maya. Tak heran, media sosial menjadi tempat untuk mengejar validasi dan mendapatkan banyak teman. Menurut seorang pengamat media sosial Edwin Syarif, tak hanya untuk kesehatan mental pelaku flexing, konten flexing di media sosial juga dapat memengaruhi orang lain. “Sebetulnya tidak ada yang salah kalau kita mengonsumsi konten flexing, cuma yang salah itu adalah kalau kita terpengaruh,” tuturnya. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki pengendalian diri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here