CARAPANDANG - Mayjen TNI Farid Makruf mengapresiasi adanya program Kebraon Mengaji dan Pesantren Subuh yang digelar Takmir Masjid Almuhajirin, Kota Surabaya.
Betapa tidak, apresiasi itu diungkapkan oleh Pangdam lantaran program itu berhasil menjadikan masjid menjadi sebuah pusat kegiatan atau center of gravity keumatan.
Jenderal bintang dua yang pernah menjabat sbagai Danrem 132/Tadulako tahun 2020 hingga 2021 itu bercerita jika masa kecilnya sangat lekat hingga dekat dengan masjid.
Pasalnya, meskipun tidak masuk dalam pesantren, namun dirinya mengasah keahlian mengaji dan belajar agamanya di masjid yang berada di kampung halamannya di Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura.
“Masjid adalah sarana komunikasi yang tepat,” kata Pangdam.
Tak hanya itu saja, Pangdam pun merencanakan jika hal itu akan ia sampaikan ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa agar program tersebut bisa diintensifkan. “Terutama masjid-masjid di Jatim,” bebernya.
Mayjen Farid Makruf mengisahkan ketika dirinya ditempatkan di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Poso, Sulawesi Tengah, kala itu masjid dijadikan pusat deradikalisasi. Ia melawan radikalisasi juga dilakukan di masjid-masjid tertentu dengan cara masuk ke tempat-tempat itu melawan dengan literasi antiradikalisme.
"Jadi masjid adalah benteng terakhir melawan radikalisme, melawan pergaulan bebas dan penyalahgunaan Narkoba. Anak-anak sejak dini dekat dengan masjid pasti akan terhindar dari itu semua," pesan Pangdam