MBS juga berbicara tentang risiko pribadi yang dia hadapi dalam mengejar kesepakatan ini. Dia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib yang menimpa Presiden Mesir Anwar Sadat, yang dibunuh setelah menandatangani perjanjian damai dengan Israel.
"Setengah dari penasihat saya mengatakan kesepakatan ini tidak sebanding dengan risikonya. Saya bisa berakhir terbunuh karena kesepakatan ini," kata MBS.
Meskipun kesepakatan ini menawarkan prospek besar bagi stabilitas kawasan dan kemajuan diplomatik, banyak tantangan yang masih harus diatasi.
Keberhasilan kesepakatan ini tidak hanya bergantung pada komitmen AS dan Saudi, tetapi juga pada kemampuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh Palestina dan mengatasi ancaman-ancaman internal serta eksternal yang mungkin muncul.
Sikap Kerajaan
Dalam berbagai kesempatan, pihak Saudi telah menyatakan dukungannya untuk negara Palestina yang merdeka.
Dalam laporan AFP pekan lalu, MBS mengungkapkan bahwa Riyadh tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sampai negara Palestina terbentuk. Pihaknya juga mengecam aksi-aksi Israel yang masih terus melakukan penindasan terhadap warga Palestina.
"Kami memperbarui penolakan dan kecaman keras kerajaan atas kejahatan otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina," kata MBS dalam sesi pembukaan Dewan Syura penasihatnya.