Beranda Internasional Perjuangan Pengungsi Palestina Bertahan Hidup di Tengah Gencarnya Serangan Israel di Gaza

Perjuangan Pengungsi Palestina Bertahan Hidup di Tengah Gencarnya Serangan Israel di Gaza

Foto yang diabadikan pada 6 Oktober 2024 ini menunjukkan puing-puing bangunan yang hancur di Kota Jabalia, Jalur Gaza utara. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

0
Xinhua

"Anak-anak saya hanya makan beberapa suap dalam sepekan. Bagaimana mereka bisa hidup?" tanya pria itu.

   

Bagi Samia Abu Warda, situasinya tidak jauh berbeda. Dia terpaksa mengungsi bersama tujuh anaknya dengan berjalan kaki dari Jabalia tujuh bulan yang lalu setelah suaminya tewas dalam serangan udara Israel.

   

"Hal yang paling membuat saya takut selama perjalanan pengungsian adalah berpacu dengan kematian di satu sisi, dan di sisi lainnya rasa kaget terhadap tingkat kehancuran yang berdampak pada semua aspek kehidupan," kenang Samia.

   

"Perjalanan pengungsian itu seperti film horor yang tidak pernah saya bayangkan, bahkan dalam mimpi buruk saya sekalipun," ujarnya kepada Xinhua.

   

Dengan serangan yang terus berlanjut dan kesulitan sehari-hari, baik Asaleia maupun Samia tidak tahu kapan mereka akan berada dalam daftar kematian.

   

"Kami sendirian, dan tidak ada yang bisa melindungi kami. Kami semua akan mati dengan cepat karena pengeboman atau mati perlahan-lahan karena kelaparan," keluh mereka.


Warga Palestina memeriksa tenda-tenda yang hancur di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pascaserangan Israel pada 14 Oktober 2024. (Xinhua/Marwan Dawood)

   

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang skala besar melawan Hamas di Gaza, yang telah menyebabkan 42.344 warga Palestina tewas serta kerusakan besar pada rumah dan infrastruktur, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa (15/10).

   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here