Sumatera Barat juga menjadi provinsi keempat yang menerima pendanaan terbesar dari program karbon trading, yakni sebesar 3,5 juta dolar AS. Audy menyebut hal ini sebagai bukti bahwa Sumbar berhasil menjaga hutan dengan baik, baik di darat maupun melalui karbon trading yang dilakukan.
“Kami di Sumbar berkontribusi positif dalam karbon trading. Ini membuktikan bahwa kita mampu menjaga hutan lebih baik dibandingkan negara-negara di Eropa Barat dan Eropa Utara yang membayar karena industri mereka,” tambahnya.
Di akhir acara, Audy menegaskan bahwa bantuan seperti ATV, mesin kupas pinang, dan alat-alat lainnya diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan perekonomian mereka. Ia juga berjanji bahwa program ini akan terus digalakkan ke depannya, agar lebih banyak kelompok perhutanan sosial di Sumbar yang bisa mendapatkan manfaat serupa. (adpsb/cen)