Beranda Ekonomi Resesi Kembali Hantui Amerika, Harga Emas "To the Moon"

Resesi Kembali Hantui Amerika, Harga Emas "To the Moon"

Isu resesi mulai membayangi pergerakan harga emas. Pada penutupan perdagangan Kamis (6/4/2023), emas  ditutup di posisi US$ 2.008,02 per troy ons. Harga sang logam mulia turun 0,61%.

0
Ilustrasi | Istimewa

Inflasi AS, indeks harga produsen, dan indeks pengeluaran warga AS juga makin melandai.
Data-data tersebut menunjukkan jika kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah berdampak ke ekonomi AS.

Artinya, ada harapan jika The Fed akan melunak dan mulai menahan suku bunga acuan setelah mengerek suku bunga 475 bps dalam setahun terakhir.

Memburuknya data-data ekonomi AS jelas menjadi kabar baik bagi emas.

Jika The Fed melunak maka dolar AS melemah sehingga daya tarik emas sebagai instrument investasi meningkat.

Jika ekonomi AS memburuk atau menuju resesi, itu juga baik bagi emas. Logam mulia merupakan aset aman yang dicari di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Raja Obligasi" Jeffrey Gundlach, mengatakan Amerika Serikat akan mengalami resesi dalam beberapa bulan ke depan, dan The Fed akan memangkas suku bunganya beberapa kali.

"Tekanan bagi perekonomian semakin besar, kita sudah membicarakan hal tersebut beberapa waktu terakhir, dan saya pikir resesi akan datang dalam beberapa bulan ke depan. The Fed akan bertindak dramatis," kata Gundlach dalam wawancaranya denganCNBC International, Senin (27/3/2023).

Namun, emas justru melandai kemarin. Wong menjelaskan pelemahan emas kemarin disebabkan oleh sepinya perdagangan menjelang long weekend serta data terbaru klaim pengangguran.

"Kedua-duanya bagus buat emas. Ini adalah long weekend jadi wajar kalau volume perdagangan akan turun," tutur Wong, dikutip Reuters.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here