Maka, Sekolah Penggerak menjadi program yang tepat dalam upaya mengejar ketertinggalan sumber daya manusia Indonesia dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Ketertinggalan tersebut bisa dilihat dari hasil survey PISA tahun 2018 menunjukkan 60% sampai dengan 70% peserta didik di Indonesia masih berada di bawah standar kemampuan minimum dalam sains, matematika, dan membaca. Pada tahun 2022 skor PISA Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil uji PISA tahun 2018, tetapi skornya turun dan tetap di bawah skor rata-rata negara OECD. Hasil uji PISA 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023 menunjukkan 75 persen siswa tidak paham bacaan. Hal ini semakin mempertegas krisis kualitas pendidikan di Indonesia yang sudah lama digaungkan.
Maka itu, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia harus menjadi perhatian bersama agar bangsa ini tidak semakin tertinggal. Sekolah Penggerak hadir semoga menjadi jalan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Sebab, tidak ada jalan lain untuk menjadikan bangsa Indonesia besar jika tidak dibarengi dengan SDM-SDM yang unggul.
SDM unggul itu lahir dari pendidikan yang berkualitas, tanpa itu sangat sulit. Semoga hadirnya sekolah-sekolah penggerak di seluruh Indonesia, akan mempercepat upaya kita bersama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan bergotong royong kita akan semakin ringan, khususnya gotong royong dalam memperbaiki kualitas pendidikan di tanah air. Semoga.