"Terlebih, dalam seminar nasional ini akan dibahas segala hal yang berkaitan dengan inovasi dalam pengembangan hortikultura unggulan. Kami yakin, peran pakar dan pemerhati hortikultura sangat penting dalam memberikan ide, gagasan, dan pemikiran yang inovatif dalam pengembangan hortikultura unggulan daerah untuk bersaing di pasar nasional dan global,” kata Mahyeldi lagi.
Mahyeldi menerangkan, bahwa kemajuan ekonomi Sumbar memang ditopang oleh aktivitas pertanian, perikanan, dan kehutanan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Tahun 2023 menunjukkan, bahwa kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan mencapai 21,20 persen bagi pertumbuhan ekonomi Sumbar.
"Sementara itu untuk komoditi hortikultura, itu memberikan kontribusi sekitar 13,30 persen dari kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan tersebut," ungkapnya lagi.
Berdasarkan analisis terhadap hasil produksi di Sumbar, produksi komoditi bawang merah, cabe keriting, kubis, terung, kentang, durian, alpukat, jengkol, petai, jeruk, dan manggis di Sumbar jauh melebihi jumlah produksi komoditi hortikultura serupa di provinsi lain di Sumatera. "Kita lebih unggul, oleh sebab itu peran petani sebagai produsen sangat penting," ucapnya lagi.
Selain itu, sambungnya, berdasarkan data BPS Sumbar tahun 2019, diperkirakan jumlah rumah tangga petani yang mengembangkan komoditi hortikultura di Sumbar sekitar 294.596 rumah tangga atau sekitar 42,09 persen dari total rumah tangga petani/nelayan di Sumbar.