Ibu tiga anak berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa inisiatif al-Arabid membantu putranya yang berusia delapan tahun kembali melanjutkan pembelajarannya di kelas, mengembalikan semangat hidupnya, dan menghilangkan ketakutannya bahwa dia akan dibunuh oleh tentara Israel.
Untuk membantu anak-anak di Gaza, al-Arabid memutuskan untuk berinisiatif dan mulai menawarkan pelajaran gratis kepada anak-anak usia sekolah di sekolah dasar al-Quds di Rafah, yang telah dialihfungsikan menjadi sebuah tempat penampungan bagi para pengungsi.
Kurikulum yang diajarkan al-Arabid di sekolahnya meliputi matematika, ilmu pengetahuan, dan bahasa Arab. Namun, dirinya merasa kesulitan untuk terus mengajar di tengah kurangnya pena, kertas, buku catatan, dan buku pelajaran.
Dia kemudian membuat keputusan untuk lebih berkonsentrasi dalam mengajarkan para murid untuk menghafal, dengan mengatakan bahwa hal itu akan membantu mereka menjadi lebih cerdas dan fokus.
Israel melancarkan serangan skala besar di Gaza untuk membalas serangan mendadak kelompok Hamas Palestina di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang, papar penghitungan Israel.
Mohammed Abu Reziq, seorang remaja pengungsi Gaza yang kehilangan sekolahnya akibat serangan Israel di Gaza City, adalah salah satu dari puluhan murid yang mengikuti kelas al-Arabid.