Film yang akhirnya ‘pulang kampung’ setelah melalang buana ke banyak negara dan bakal tayang di bioskop pada tanggal 22 Februari 2024 mendatang itu, punya beberapa bagian adegan di dalamnya.
Masing-masing bagian membahas tiap masalah yang dihadapi oleh Orpa dan anak-anaknya. Di sini, raut wajah pemain seperti ketika Martha pulang ke kampung halaman, benar-benar secara lugas diperlihatkan, hingga kita dapat langsung mengetahui bahwa ia mengalami sebuah luka batin yang sulit untuk disembuhkan.
Sayangnya, terdapat beberapa adegan lain yang ditampilkan dalam film secara vulgar mungkin akan membuat penonton sedikit merasa tidak nyaman.
Kemudian, interaksi tiap tokoh dengan warga memberi gambaran jelas, betapa minimnya pendampingan dan fasilitas rehabilitasi yang disediakan pemerintah untuk para korban kekerasan seksual, khususnya di Pulau Rote Ndao.
Berbicara soal warga, tim produksi tidak lupa menyorot keindahan alam di Rote Ndao. Jeremias banyak menggunakan one shot long take (teknik kamera) untuk mengintepretasikan kekayaan alam di sana. Mulai dari bukit tempat hewan ternak berjalan-jalan, sampai pantai bersih dengan langit biru semua seakan mengajak kita berjalan-jalan menikmati suasana tempat tinggal Orpa.