Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, ditutup tergelincir seiring dengan menurunnya ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate (FFR) yang agresif.
Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini. Pada akhir pekan kemarin, rupiah turun 0,40 persen (62,50 poin) ke posisi Rp15.646 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin dibuka menguat menguat setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Minggu (20/10).
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,1% di angka Rp15.660/US$ pada hari ini, Selasa (8/10/2024). Namun selang beberapa menit setelah pembukaan perdagangan, rupiah tampak terdepresiasi hingga ke level Rp15.690/US$.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup menurun akibat meningkatnya sentimen risk-off di pasar yang dipengaruhi oleh naiknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, turun delapan poin atau 0,05 persen menjadi Rp15.343 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.335 per dolar AS.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka ambruk 0,59% di angka Rp15.450/US$ pada hari ini, Senin (9/9/2024). Hal ini berbanding terbalik dengan penguatan Jumat lalu (6/9/2024) sebesar 0,23%.
Melansir Refinitiv, nilai mata uang garuda ditutup pada posisi Rp15.360/US$, tumbuh sebesar 0,23% dari harga penutupan kemarin (05/09/2024). Rupiah masih pertahankan di level Rp15.300-an.