CARAPANDANG - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis meningkat usai rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait ancaman resesi.
Rupiah pada Kamis ditutup menguat tajam 134 poin atau 0,90 persen ke posisi Rp14.746 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.
"Rilis risalah rapat FOMC bulan lalu menyebutkan jika AS terancam mengalami resesi di akhir 2023 sebagai dampak atas krisis perbankan yang terjadi di akhir kuartal pertama lalu," kata analis ICDX Revandra Aritama dilansir dari Antara, Jakarta, Kamis.
Revandra mengatakan sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS pada Kamis ini adalah risalah rapat FOMC dan laporan inflasi AS.
"Kedua hal ini menimbulkan keraguan pasar bahwa The Fed masih akan tetap hawkish dalam menetapkan kebijakan moneter dan berpeluang untuk mulai menahan atau bahkan menurunkan nilai suku bunga AS," tuturnya.
Inflasi AS dilaporkan mengalami penurunan cukup dalam dibandingkan dengan laporan sebelumnya. Laporan inflasi AS Februari 2023 secara year on year (yoy) berada di level 6 persen, sedangkan pada Maret 2023 inflasi AS dilaporkan di level 5 persen.