Prospek untuk diversifikasi global terhadap mata uang BRICS, bahkan mata uang sintetis, dibatasi oleh kewajiban eksternal yang sangat kecil dari negara-negara anggota. Oleh karena itu, dedolarisasi cadangan devisa global sebagian besar akan lebih menguntungkan pasar negara maju daripada pasar negara berkembang.
Di area lain, BRICS meningkatkan pijakannya dalam perdagangan regional, menjadi semakin fokus pada perdagangan antara negara-negara anggota, dan semakin penting sebagai mitra dagang untuk pasar negara berkembang lainnya, terutama dalam perdagangan bahan bakar.
BRICS menyumbang 37% dari perdagangan bahan bakar negara berkembang, sebuah area utama yang menjadi perhatian utama dalam de-dolarisasi.
BRICS juga secara aktif mendevaluasi arus keuangannya dari tingkat di atas rata-rata, seperti yang terlihat dari penurunan pangsa dolar AS dalam klaim bank lintas batas, surat utang internasional, dan utang luar negeri yang lebih luas.
Pada saat yang sama, BRICS memiliki kehadiran global yang jauh lebih kecil di area-area tersebut sehingga membatasi dampak dedolarisasi regionalnya terhadap peran global dolar AS.
Beberapa pihak menyarankan proyek-proyek mata uang digital bank sentral (CBDC) seperti m-Bridge dapat menjadi saluran lain yang dapat digunakan oleh kelompok BRICS untuk mendevaluasi sistem pembayaran lintas batas global.