CARAPANDANG - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengutuk keras serangan udara baru-baru ini yang dilaporkan dilakukan Pasukan Bersenjata Myanmar di Desa Pa Zi Gyi di Kota Kanbalu, Sagain Myanmar.
Dalam insiden tersebut sedikitnya puluhan warga sipil tewas. Segala bentuk kekerasan harus segera dihentikan, terutama yang menggunakan kekuatan terhadap warga sipil, katanya.
Menurut Pernyataan Ketua ASEAN itu, penghentian kekerasan akan menjadi satusatunya cara untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog nasional untuk menemukan solusi damai yang berkelanjutan di Myanmar.
Pernyataan Ketua ASEAN itu juga menegaskan komitmen ASEAN untuk terus membantu Myanmar dalam mencari solusi yang dapat diwujudkan dan berlangsung lama untuk krisis yang sedang berlangsung melalui dukungan terhadap implementasi penuh Konsensus Lima Poin.
Indonesia, sebagai ketua ASEAN tahun ini, dihadapkan pada tantangan untuk mendorong junta Myanmar mematuhi Konsensus Lima Poin yang telah disepakati pada April 2021.
Konsensus tersebut menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, penunjukan utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, serta menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
Sebelumnya, Reuters memberitakan bahwa sedikitnya 50 orang tewas di Myanmar pada Selasa (11/4) dalam serangan udara militer yang menyasar acara pertemuan para pemberontak, menurut media dan gerakan perlawanan setempat.