Beranda Jalan-jalan Cita Rasa Colenak, Peyeum Bakar Khas Bandung

Cita Rasa Colenak, Peyeum Bakar Khas Bandung

Ia dibuat dari peuyeum sampeu (tape singkong) yang dibakar lalu dihidangkan dengan saus terbuat dari lelehan gula merah dicampur kelapa

0
istimewa

Ditulis G.W.J Drewes, seorang orientalis Belanda yang menerjemahkan autobiografi sang bupati dalam “The Life-Story of an old-time Priangan Regent as told by himself” terbit di Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 141 (4), saat itu terdapat sebuah pabrik tapioka milik seorang Tionghoa yang terletak di Dago. Ia dilaporkan memasok 200 pikul tapioka setahun ke Batavia.

Pada 1912, atas permintaan Asisten Residen Van Zuijlen, Martanagara mencatat tapioka yang dikirim kereta api dari semua stasiun ke Batavia. “Tampak dari catatan para kepala stasiun di Nagreg, Cicalengka, Rancaekek, Gedebage, Bandung, Cimahi dan Cipatat, 310.000 pikul tapioka dikirim untuk kemudian diteruskan ke Eropa setiap tahun,” catat Martanagara, dikutip Drewes.

Peuyeum, diyakini Chye Retty Isnendes, kemungkinan sudah dikenal bersamaan dengan melejitnya popularitas tapioka. Malah bisa jadi lebih dulu. Chye mencatat berbagai tradisi lisan yang diabadikan orang Bandung terkait peuyeum, yakni pupuh magatru: peuyeum sampeu dagangan dari Rancapurut, dijual dua saduit, ditutupi daun waru, dibungkus daun jati, makanan bagi orang ompong.

Ada lagi kakawihan (tembang) “colenak beuleum peuyeum digulaan” yang berkembang ketika perjuangan fisik. Hal itu menandakan bahwa panganan tersebut populer dan menjadi bagian dari perjuangan rakyat Jawa Barat, terutama bagi para pejuang dan tentara Siliwangi. Karenanya menurut Chye, secara sosial peuyeum, khususnya colenak, sudah benar-benar mengikat jiwa urang Sunda.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here