CARAPANDANG - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kenaikan dua sesi beruntun di tengah kekhawatiran pasar bahwa inflasi keras di seluruh dunia dapat mendorong bank-bank sentral menaikkan suku bunga lebih lanjut dan kekhawatiran Fed akan memulai kembali kenaikan suku bunga.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange merosot 10 dolar AS atau 0,52 persen menjadi ditutup pada 1.923,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.940,30 dolar AS dan terendah di 1.919,80 dolar AS.
Emas berjangka terkerek 4,20 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.933,80 dolar AS pada Senin (26/6/2023), setelah terangkat 5,90 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.929,60 dolar AS pada Jumat (23/6/2023), dan terperosok 21,20 dolar AS atau 1,09 persen menjadi 1.923,70 dolar AS pada Kamis (22/6/2023). Data ekonomi yang dirilis pada Selasa (27/6/2023) juga menekan emas.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi meningkat 4,9 miliar dolar AS atau 1,7 persen, menjadi 288,2 miliar dolar AS pada Mei, naik tiga bulan berturut-turut.
Indeks harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller meningkat sebesar 0,5 persen pada April berdasarkan penyesuaian musiman dibandingkan dengan bulan sebelumnya.