Namun, kekhawatiran mengenai Ukraina dan rencana tarif Presiden terpilih AS, Donald Trump, membatasi penurunan harga. Keduanya meningkatkan kondisi yang tidak pasti sehingga emas diuntungkan.
"Ini mungkin adalah kesadaran bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hizbollah hanya sedikit mengurangi risiko geopolitik secara keseluruhan, tentu ada sedikit optimisme di sana," kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, kepada Reuters.
Namun, kekhawatiran tentang dampak lebih lanjut dari invasi Rusia ke Ukraina tetap sangat tinggi, tambah Grant, yang mengatakan bahwa emas kemungkinan akan mengalami konsolidasi dalam waktu dekat, berkisar antara US$ 2.575-US$ 2.750.
Emas secara tradisional dilihat sebagai investasi yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik seperti perang dagang.
Janji Trump untuk memberlakukan tarif besar pada Kanada, Meksiko, dan China menjadi perhatian utama.
Meskipun tarif tersebut dapat memicu perang dagang dan meningkatkan daya tarik emas, risiko inflasi yang dihasilkan bisa menahan pemangkasan suku bunga Federal Reserve, yang berpotensi menekan harga emas, kata para analis.
Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) juga ikut berdampak ke emas. Risalah FOMC untuk pertemuan November keluar pada Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia.