Beranda Ekonomi Harga Emas Meroket, Diborong China Sampai Berton-ton

Harga Emas Meroket, Diborong China Sampai Berton-ton

Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas dunia ditutup melesat 1% di US$ 2.658,78 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 22 November 2024 atau 11 hari terakhir.

0
istimewa

The Fed AS memulai siklus pelonggaran suku bunga dengan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September lalu, diikuti oleh pemangkasan sebesar 25 bps pada November lalu.

Kini, peluang dari pelaku pasar yang memperkirakan pemangkasan lebih lanjut mencapai 86%, berdasarkan perangkat CME FedWatch. Adapun pertemuan The Fed terakhir di tahun ini akan digelar pada 17-18 Desember.

Namun, jika The Fed secara tiba-tiba berubah sikap menjadi hawkish dan secara tiba-tiba menghentikan laju pemangkasan suku bunga, maka hal itu akan memberikan tekanan sementara pada harga emas.

"Jika The Fed secara mengejutkan menahan suku bunga acuannya, maka harga emas akan cenderung bergejolak karena ekspektasi pasar jauh meleset," kata analis StoneX Rhona O'Connell, dikutip dari Reuters.

"Dalam jangka menengah, dorongan geopolitik dan tekanan perbankan melebihi hambatan apa pun," tambah O'Connell.

Di lain sisi, ketegangan politik di Timur Tengah setelah pemberontak Suriah menguasai Damaskus yang memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia juga turut menggerakan emas, karena ketegangan yang kembali meningkat membuat pasar khawatir dan akan cenderung memburu aset save haven termasuk emas.

Emas batangan yang tidak menawarkan imbal hasil dapat tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah dan biasanya menarik investor selama masa ketidakstabilan politik serta ekonomi yang intens.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here