"Ini yang telah lama kami nantikan. Karena produksi nanas dalam negeri China sangat terbatas, potensi nanas impor di sana sangat besar," kata Soegiono.
Tepat setelah mendapat persetujuan, GGP langsung mulai mengekspor nanas segar ke China. Hingga saat ini, sebanyak 42 lebih kontainer yang mengangkut lebih dari 580 ton nanas telah dikirim melalui rantai dingin dari Lampung ke pelabuhan-pelabuhan China selatan.
Dibutuhkan sekitar delapan hingga 10 hari untuk mengirim nanas ke China, dengan perhentian di beberapa negara lain. Suhu harus dijaga tetap di bawah 10 derajat Celsius guna melindungi buah segar tersebut agar tidak busuk.
Setelah muatan nanas diturunkan, kontainer akan diisi dengan buah-buahan seperti apel, jeruk, dan pir, yang tumbuh subur di China tetapi tidak demikian di Indonesia, kemudian melakukan perjalanan kembali ke Indonesia.
Perdagangan buah-buahan antara China dan Indonesia menjadi semakin intens dalam beberapa tahun terakhir.
"Di bawah skema RCEP serta Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) China-ASEAN, GGP dapat mengekspor produk nanas ke China secara bebas bea. Dengan perizinan bea cukai yang cepat, nanas Indonesia dapat sampai ke pelanggan dengan cepat, dengan harga yang baik," kata Cindyanto Kristian, CEO buah segar dan GTM (Go to Market) PT. Sewu Segar Nusantara, sebuah perusahaan yang bertanggung jawab atas distribusi dan pemasaran buah-buahan segar yang berkolaborasi dengan GGP.