Beberapa anak komunitas, pokoknya mayoritas anak muda malah cenderung (suka masakan di Dapur Ngaciiir),” ujar Mandra. “Yang kita anggap tadinya konsumen (berasal) dari orang-orang tua, 40 ke atas, ternyata bukan 40 ke atas (konsumennya), malah anak-anak muda. Bahkan, (usia) belasan tahun ketagihan (makan makanan di Dapur Ngaciiir),” katanya menambahkan. Masakan-masakan dari Dapur Ngaciiir dibuat khusus oleh keluarga Mandra.
Bahkan, resepnya sudah turun-temurun dari keluarga mereka. Sang istri, kepala dapur di Dapur Ngaciiir, awalnya hanya gemar memasak untuk para tamu saja. Namun, kelezatan masakan istri Mandra tersebut membuat banyak orang ingin mencicipinya lebih sering lagi. Berkat dorongan dari beberapa tamu dan teman Mandra, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat rumah makan Dapur Ngaciiir ini.
“Si istri dibujukkin sama beberapa teman-teman kita itu, malah yang ngedorong tadinya kan orang-orang senior, orang-orang tua kan. Begitu kita buka (orderan) bukber, malah anak muda nih (yang pesan),” kata Mandra. Nama Dapur Ngaciiir dipilih sebagai nama karena nama tersebut cukup lucu dan unik. “Suka-suka gua. Lah iya (karena lucu). Gua enggak usah formal-formal. Lari dalam artian dengan semangat masing-masing ke sini (untuk makan),” ujarnya sembari tertawa.