Harga minyak mentah berakhir dengan kuat minggu ini setelah laporan pekerjaan AS menunjukkan ekonomi belum siap menuju resesi, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
Dengan minyak pada tingkat yang tidak nyaman untuk sebagian besar negara penghasil energi, tidak ada yang mau kekurangan minyak mentah menjelang pertemuan akhir pekan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, tambah Moya.
OPEC dan mitranya dijadwalkan mengadakan pertemuan tatap muka tingkat tinggi pada Minggu (4/6/2023) dengan kebijakan produksi minyak sebagai topik utama.
Grup tersebut pada April mengumumkan pengurangan produksi yang mengejutkan sebesar 1,16 juta barel per hari, tetapi kenaikan harga yang dihasilkan telah terhapus dan minyak mentah diperdagangkan di bawah tingkat pemotongan sebelumnya.
"Tidak ada yang mau kekurangan minyak mentah menjelang pertemuan OPEC+ akhir pekan. ... Pedagang tidak boleh meremehkan apa yang akan dilakukan dan pengaruh Saudi selama pertemuan OPEC+," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA. dilansir antaranews.com