Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N. Rosalin menyatakan, "Kanker payudara adalah kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, terutama pada perempuan, yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk, dan setiap tahunnya semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah banyak masyarakat masih takut untuk memeriksakan diri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Padahal, apabila diketahui lebih dini, lebih cepat, pasien bisa mendapatkan penanganan yang lebih optimal. Sehingga bisa mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik," jelasnya.
Lenny menambahkan, “Perempuan memainkan peran yang sangat besar dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan keluarga, baik sebagai pribadi, istri, dan ibu. Untuk itu, pemberdayaan perempuan menjadi langkah yang krusial dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju kesuksesan pemulihan.”
dr. Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K) memaparkan bahwa sampai saat ini, di Indonesia, kanker payudara stadium lanjut masih mendominasi dibandingkan dengan stadium awal. “Saat ini, sekitar 70% pasien dengan kanker payudara yang datang ke pusat kesehatan dideteksi pada stadium lanjut, terlepas dari sudah banyaknya gerakan deteksi dini yang dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun sektor lainnya. Walaupun gerakan deteksi dini masih tetap harus digalakkan, tetapi fokus terhadap perawatan kanker payudara stadium lanjut tidak bisa diabaikan.”