Dengan kata lain, sepanjang 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 1 Februari 2024, investor asing melakukan aksi beli neto Rp0,49 triliun di pasar SBN, beli neto Rp8,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp21,46 triliun di SRBI.
Hal tersebut terjadi di tengah sentimen positif dari data ekonomi dalam negeri, salah satunya yaitu inflasi yang terkendali dan berada dalam rentang target BI 2024 yakni 1,5-3,5%.
Pada pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia melandai menjadi 2,57% (year on year/yoy) dan 0,04%(month to month/mtm) pada Januari 2024. Kelompok pangan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar karena lonjakan harga beras, termasuk juga harga tomat.
BPS juga mencatat inflasi inti naik 1,68% yoy dan secara bulanan menanjak 0,2% (mtm). Sebagai catatan, inflasi Desember 2023 mencapai 0,415 (mtm) dan 2,61% (yoy) pada Desember 2023.
Inflasi Januari masih sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. KonsensusCNBC Indonesiayang melibatkan 12 lembaga memperkirakan inflasi Januari 2024 akan mencapai 0,29% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Hasil polling juga memperkirakan inflasi (yoy) akan berada di angka 2,53% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,73%.