Salah satu kinerja sektor industri manufaktor yang menonjol adalah industri kreatif. Hal tersebut terlihat dari realisasi nilai tambah industri kreatif yang mencapai Rp1,05 triliun pada triwulan III-2023. Jumlah tersebut telah mencapai 82,1 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp1,28 triliun. Selain itu, kinerja ekspor industri kreatif pada triwulan III-2023 mencatat nilai sebesar USD17,4 miliar, dengan subsektor fesyen menyumbang hingga USD9,88 miliar dan subsektor kriya menyumbang USD6,26 miliar.
Bagi Kemenperin, hal ini merupakan capaian yang menunjukkan prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar. Karena itu, pengembangan industri kreatif sebagai bagian dari industri kecil dan menengah (IKM) tidak hanya upaya yang bersifat tradisional dan konservatif. Kini, sudah mulai banyak anak muda kreatif yang mampu menjalankan usaha dengan menghasilkan berbagai produk yang unik dan inovatif. Unit usaha yang dijalankan tersebut, juga telah memiliki identitas branding yang terkonsep dengan baik.
Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka turut beperan aktif memberikan wadah pengembangan bagi para anak muda yang menjadi pelaku IKM, khususnya yang berbasis sektor kreatif. Langkah ini dijalankan melalui program Creative Business Incubator (CBI) yang dilaksanakan di Bali Creative Industry Center (BCIC).