CARAPANDANG – Dokter ahli spesialis jantung dari rumah sakit Kanada, Dr Ahmad Gabroun mengatakan bahwa orang yang menderita ‘Hipertensi’ atau darah tinggi dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan harus seizin dokter. Maka itu, dia menganjur lebih baik diawali periksa kesehatan apakah diperbolehkan untuk berpuasa atau tidak.
“Tekanan darah orang-orang ini akan melonjak pada waktu berbuka puasa ketika mereka mengonsumsi makanan manis dan asin,“ katanya.
Dia menjelaskan, untuk pasien yang mengidap Hipertensi yang sedang menjalani pengobatan harus memeriksakan diri ke dokter untuk melakukan penyesuaian khusus pada pola makan mereka selama bulan suci Ramadhan. Diperlukan pemeriksaan pada tekanan darah sebelum dan sesudah makan untuk melihat apakah ada masalah atau tidak.
Ahli jantung mengatakan bahwa tekanan darah lebih dari 130/90mmHg berarti orang tersebut berisiko dan perlu ke dokter. Hipertensi adalah “silent killer”.
Biasanya seseorang mengalami sakit kepala, sakit mata, atau lemas dan lelah.
Mengurangi garam sangat penting bagi orang dengan tekanan darah tinggi. Namun Dr. Ahmad mencatat bahwa garam yang ditambahkan ke dalam makanan di meja makan bukanlah penyebabnya. Garam yang berasal dari makanan olahan seperti makanan kaleng, junk food, dan entang goreng adalah pembunuhnya.
“Makanan tanpa garam tidak ada rasanya, tapi Anda harus memantau asupan garam karena dapat memicu serangan jantung. Ini memperburuk kondisi Anda,” kata Dr. Ahmad Gabroun.