Dunia keuangan tengah mengalami gonjang ganjing, sejak jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS). Orang-orang yang memiliki pengaruh pun mulai menyuarakan pembelian aset seperti emas yang dianggap kebal krisis.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dalam “Sinergi Dukungan Ekosistem Digitalisasi Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di Ibu Kota Nusantara (IKN)”.
Indeks dolar AS mampu rebound setelah kebijakan The Fed terdengar dovish karena meminta waktu untuk kenaikan suku bunga lagi, sedangkan bank sentral Swiss dan bank sentral Inggris mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan belum ada laporan mengenai impor sepatu bekas yang mengganggu pasar industri lokal, meskipun sepatu bekas dari berbagai negara di Asia membanjiri pasar dalam negeri.
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (Fed) menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen-5 persen.
Emas menguat pada akhir perdagangan Senin (20/3/2023) waktu setempat, setelah menembus level psikologis 2.000 dolar AS dan memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua secara beruntun imbas dari masih khawatirnya investor atas penularan krisis sektor perbankan global berlanjut.
Pemerintah optimis bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tangguh di tengah berbagai risiko global saat ini. Kinerja ekonomi Indonesia mampu tumbuh solid sebesar 5,3 persen (year on year/yoy) di 2022 dan merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Wall Street cenderung tertekan pada perdagangan awal pekan Senin (13/3/2023) karena tekanan saham bank. Investor khawatir tentang penularan dari keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB).
Pada penutupan perdagangan Jumat (10/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.867,79 per troy ons. Harga sang logam mulia terbang 2,02%.Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 8 Februari 2023 atau sebulan terakhir.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot 6,10 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.970,00 dolar AS per ounce