"Seiring meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, kawasan tersebut berada di ambang konflik bersenjata seluruh kawasan," kata Komite Palang Merah Internasional di platform media sosial X, seraya memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang akan segera terjadi.
Tekad AS tampaknya masih belum efektif meredam eskalasi konflik.
Ashraf al-Ajrami, seorang pakar Palestina yang berbasis di Ramallah, mengatakan bahwa pemerintah AS mempraktikkan "kebohongan" ketika negara itu terus-menerus membicarakan tentang kemungkinan untuk menyelesaikan situasi dan mencegah konflik semakin memanas.
Warga berduka atas kematian para korban serangan udara Israel dalam sebuah prosesi pemakaman di kamp pengungsi Tulkarm, Tepi Barat utara, pada 4 Oktober 2024. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)
JANJI-JANJI KOSONG
Jika memang pernyataan-pernyataan pemerintah AS dapat dipercaya, maka seharusnya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sudah hampir tercapai sekarang.
AS telah secara aktif mengadvokasi penghentian permusuhan di Gaza sejak Mei, dan secara terang-terangan mengklaim bahwa pihak-pihak terkait "lebih dekat daripada sebelumnya" untuk mencapai kesepakatan.
Kendati demikian, meski ada komitmen publik untuk memediasi gencatan senjata, tindakan-tindakan yang diambil oleh AS menunjukkan cerita yang berbeda.