Sejak pecahnya konflik itu, AS telah menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB sebanyak empat kali, menolak resolusi yang berkaitan dengan konflik Gaza, dan menutup telinga terhadap seruan komunitas internasional untuk segera melakukan gencatan senjata. Selain itu, AS secara terbuka mendukung aksi militer Israel terhadap Iran dan Lebanon.
Osama Hamdan, juru bicara Hamas, menuding AS "hanya memberikan waktu tambahan bagi Israel untuk melanjutkan genosida" dengan memberikan janji-janji kosong mengenai kesepakatan gencatan senjata.
Untuk meredakan ketidakpuasan internasional atas dugaan kolusinya dengan Israel, AS tidak sepenuhnya mengabaikan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Sejak konflik dimulai, Washington telah menyalurkan ratusan juta dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan ke wilayah itu. Namun, bantuan ini masih belum seberapa jika dibandingkan dengan bantuan militer sebesar 8,7 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.680) yang diberikan AS kepada Israel.