Di tengah serangan tanpa henti yang dilancarkan oleh Israel menggunakan bom buatan AS, para pengungsi Palestina di Gaza dipaksa berjuang demi mendapatkan remah-remah roti yang semakin langka. Dukungan tanpa syarat dari AS, ditambah dengan kegagalan Washington untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza, telah memberanikan Israel untuk menyatakan perang besar-besaran, dan mendorong wilayah tersebut ke tepi jurang, kata Elgindy, seorang senior fellow di Institut Timur Tengah (Middle East Institute), sebuah wadah pemikir (think-thank) yang berbasis di AS.
CITRA AS YANG HANCUR
Respons AS yang mengecewakan terhadap konflik antara Hamas dan Israel telah secara signifikan menodai reputasi internasionalnya di Timur Tengah.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan sebelumnya pada tahun ini oleh Arab Center Washington DC di 16 negara Timur Tengah mengungkapkan bahwa 76 persen responden kini memandang peran AS di dunia Arab secara lebih negatif.
Penyelesaian konflik regional yang sesungguhnya mengharuskan negara-negara, termasuk Palestina, "menikmati hak-hak kenegaraan, kedaulatan, dan keamanan yang setara," ujar Rami G Khouri, seorang fellow terkemuka di Universitas Amerika di Beirut (American University of Beirut), dalam sebuah artikel di situs web Al Jazeera.
"AS dan Israel mengungkapkan pernyataan yang tidak jelas mengenai hal ini, tetapi tindakan mereka justru menghalangi upaya perdamaian yang serius dan mendorong konflik militer berkepanjangan," ungkap Khouri.