Beranda Feature Pengungsi Gaza Bagikan Harapan Lewat Makanan di Tengah Reruntuhan Bangunan

Pengungsi Gaza Bagikan Harapan Lewat Makanan di Tengah Reruntuhan Bangunan

Pengungsi Palestina berusaha mendapatkan bantuan makanan dari sebuah dapur umum setempat di tengah pengepungan yang diberlakukan oleh tentara Israel dan kelangkaan bantuan di kamp Al-Shati, sebelah barat Gaza City, pada 7 Desember 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

0
Xinhua

Seorang pengungsi Palestina terlihat di sebuah tempat penampungan sementara di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 18 Januari 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

   Banat berkeliling dari tenda ke tenda, mengumpulkan setengah kantong beras, beberapa kaleng penyok berisi tomat dan bawang bombai, serta sedikit minyak untuk makan bersama, terutama bagi mereka yang tidak memiliki apa pun.

   "Beberapa orang tidak mendapatkan makanan yang layak selama berhari-hari," ujarnya. "Jadi, kami mengumpulkan apa yang kami bisa. Bahkan sumbangan terkecil pun sangat berarti ... Kami menggabungkan semuanya dan memasaknya di dalam panci besar sehingga tidak ada yang tidur dalam keadaan lapar jika kami bisa membantu."

   "Ketika anak-anak menangis karena kelaparan, kami saling memandang satu sama lain dan tidak berbicara. Kami hanya bertindak," tuturnya. "Kami berbagi karena hanya itu yang kami miliki satu sama lain."

   "Dulu, kami orang-orang yang bermartabat -- pekerja bangunan, petani, pemilik toko. Sekarang, kami menjadi pengemis di tanah kami sendiri," kata Banat dengan sedih. "Namun, meski dalam keadaan yang hina ini, kami tetap menegakkan kepala karena kami masih mampu berdiri."

   Ketika asap dari serangan udara Israel yang terbaru membubung di cakrawala, Banat terdiam sejenak. "Kami mungkin hancur, tapi kami tidak kalah," tuturnya.

   "Gaza lebih dari sekadar reruntuhan. Gaza adalah semangat yang menolak untuk mati," ujar Banat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here