CARAPANDANG - Guru adalah profesi yang mulia. Menjadi guru adalah panggilan jiwa. Gelap menjadi terang, tak bisa menjadi bisa, itulah cita-cita Zulfahmi, guru tunanetra yang sudah 13 tahun mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tanjungpinang. Tanpa indera penglihatan, dunia seolah menjadi curam dan gamang, namun Zulfahmi malah mampu menjadi penerang bagi anak-anak yang senasib dengannya.
Sekolah SLB Negeri 1 Tanjungpinang yang terletak di Jalan Martadinata Km 6 Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, merupakan salah satu sekolah yang mendidik anak-anak luar biasa.
Harapan anak-anak penyandang disabilitas pada umumnya mengandalkan kualitas. Tak sedikit orang menganggap anak-anak penyandang disabilitas miskin akan kreativitas. Namun, di lapangan mereka telah membuktikan bahwa kata “tidak bisa” itu hanyalah kiasan. Di tangan Zulfahmi, anak-anak tunanetra di sekolah tersebut dapat membuktikan bahwa mereka kaya akan semangat untuk hidup menjadi orang yang berguna, bagi teman, saudara, agama, masyarakat dan bangsa.
Zulfahmi bertekad untuk mendidik muridnya agar menjadi generasi yang cemerlang dikemudian harinya. Sosok pria penyandang tunanetra tersebut adalah penyandang disabilitas pertama di Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi guru.