Beranda Kolom Zulfahmi, Juara 1 Karena Tape Recorder, Kini Menjadi Juara Di Hati Anak-Anak Disabilitas

Zulfahmi, Juara 1 Karena Tape Recorder, Kini Menjadi Juara Di Hati Anak-Anak Disabilitas

0
Guru adalah profesi yang mulia. Menjadi guru adalah panggilan jiwa. Gelap menjadi terang, tak bisa menjadi bisa, itulah cita-cita Zulfahmi, guru tunanetra yang sudah 13 tahun mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tanjungpinang.

Menurut Fahmi, ABK pun dapat disusupi dengan narkoba dan bahkan dapat dijebak oleh orang-orang dengan narkoba. Oleh karena itu, dia sebagai guru terus memberikan peringatan kepada anak didiknya serta meminta orang tua untuk mengawasi anaknya secara penuh agar narkoba tidak “menjamah” anak-anak tak berdosa tersebut.

Fahmi memiliki tips untuk orang tua yang memiliki ABK atau orang tua pada umumnya agar anak tidak terjerat dengan narkoba.

“Pertama dan yang paling utama adalah dekatkan mereka kepada Tuhannya, kepada Allah. Karena itulah satu-satunya pelindung bagi kita umat manusia. Narkoba itu dosa besar, kehancuran manusia, maka dari itu dekatkan anak pada agama dan Tuhannya agar Allah senantiasa melindungi mereka,” kata Fahmi.

Pengawasan yang ketat oleh orang tua serta memberikan pesan moril kepada anak untuk menjaga diri dari orang-orang asing serta barang-barang asing yang belum dikenalnya adalah langkah pencegahan yang baik.

“Pengawasan yang ketat bukan berarti ‘memenjarakan’ anak atau terlalu membatasi anak ya,” tuturnya.

Pengawasan ketat itu, sambung Fahmi, dapat dilakukan seperti dengan siapa dia bermain, teman baru dan lingkungan, serta barang pemberian orang yang diterimanya.

Dan yang terakhir adalah libatkan sang anak dengan kegiatan-kegiatan positif, khususnya kegiatan upaya pencegahan narkoba yang diadakan oleh sekolah, pemerintah atau LSM.

Sepenggal Kisah Mengajar Saat Covid-19

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here