Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT BRICS 2025 di Brasil, Minggu (6/7/2025), menjadi momen bersejarah bagi Indonesia. Sebab, untuk pertama kali, Indonesia hadir sebagai anggota penuh BRICS.
Dana ini dirancang menyerupai Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) milik Bank Dunia. Dana tersebut dirancang sebagai respons BRICS terhadap ketidakpastian arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
Kerja sama itu merupakan salah satu langkah penting dalam upaya memperkuat peran olahraga sebagai alat integrasi sosial, pembangunan berkelanjutan, dan diplomasi global
Dukungan Indonesia ini menunjukkan semakin eratnya hubungan strategis antara Jakarta dan Bangkok, serta semangat solidaritas di antara negara-negara berkembang untuk memperkuat posisi mereka di forum-forum multilateral.
Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof. Aleksius Jemadu memandang bahwa keanggotaan penuh Indonesia di BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi langkah tepat yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
Indonesia akan resmi menjadi salah satu dari 9 negara mitra organisasi BRICS mulai 1 Januari 2025, demikian disampaikan ajudan kepresidenan Rusia Yury Ushakov pada Senin (23/12).
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (30/11) mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS jika mereka tidak membatalkan rencana untuk menggunakan mata uang alternatif selain dolar AS.
Rusia buka suara soal keputusan Indonesia untuk mendaftar dalam aliansi ekonomi BRICS. Hal ini dikatakan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, dalam briefing media di kediamannya di Jakarta, Senin (28/10/2024).